Dalam budaya Ono Niha (Nias) terdapat cita-cita atau tujuan rohani hidup bersama yang termakna dalam salam “Ya’ahowu” (dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia “semoga diberkati”). Dari arti Ya’ahowu tersebut terkandung makna: memperhatikan kebahagiaan orang lain dan diharapkan diberkati oleh Yang Lebih Kuasa. Dengan kata lain Ya’ahowu menampilkan sikap-sikap: perhatian, tanggungjawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Jika seseorang bersikap demikian, berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan orang lain : tidak hanya menonton, tanggap, dan bertanggungjawab akan kebutuhan orang lain (yang diucapkan : Selamat – Ya’ahowu), termasuk yang tidak terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalah persaudaraan (dalam damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan untuk pengembangan hidup bersama.
Pada umumnya pengartian dan pemaknaan kata Ya’ahowu diterjemahkan dengan “selamat”, tapi tidak menampung persis arti yang sebenarnya sebab “selamat” pengertiannya menuju kepada terbebaskannya dari sesuatu bahaya atau maut dan sebagainya.
Lalu bagaimana dengan kata fahowu’õ yang dapatditerjemahkan “berkatilah” ? Kata fahowu’ö merupakan bentuk kata kerja dari kata howu, namun dengan pemahaman memberi sesuatu yang adi kodrati, yang membuat si penerima segar, berbahagia dan terus bertumbuh atau berkembang.
Kembali kepada salam Ya’ahowu, apakah berasal dari kata yang menyatakan yang kodrati yaitu howu atau menyatakan adi kodrati yaitu howu-howu ? Kepada pembaca yang budiman dipersilakan meneliti dan menimbang, namun penulis berpendapat bahwa kata Ya’ahowu berasal dari kata yang menyatakan kodrati yaitu howu dan menjadi kata sifat yaitu ahowu dan terakhir mendapat bentuk optatif yaitu Ya’ahowu.
Kepada pembaca yang budiman dipersilahkan untuk merenungkan kalau dikatakan “Pesta Ya’ahowu” apakah terdapat dalam pemahaman si pengucap bahwa pesta yang mengharapkan atau menginginkan sesuatu yang terus segar, bertumbuh atau sesuatu yang terus segar berkembang, dipersilahkan untuk memberi pendapat.
Sebetulnya asli kata Ya’ahowu berasal dari salam di wilayah Nias Selatan pada zaman dahulu ” Ya’ugo, ya’ami”
Ketika seseorang tamu datang lalu disapa dengan ” He Ya’ugoa!
Ketika banyak tamu datang lalu disapa dengan ” He Ya’ami!
Di DPRD Nias tahun 50-60-an pada saat itu banyak anggota dewan dari budayawan seperti Ama Rozama Mendrofa, Ama Yana Zebua,dll mereka mencaiptakan suatu salam dalam bahsa Nias : yang digabungkan antara salam dari wilayah nias selatan dan kata Yahwe, howu-howu, sehingga terbentukalah kata ” Ya’ahowu”
Artikel Lainnya:
Dalam Soera Gamaboe’oela Li Sibohooe H. Sunderman yang terbit di Amsterdam 1911 dan dicetak ulang oleh LAI Jakarta 1984, kata “Yaahowu” (ditulis menggunakan ejaan Van Ophuysen: “Ja’ahowoe”) sekurang-kurangnya muncul 9 kali, yakni dalam Matius 5:1-12, yang lebih dikenal sebagai “Kotbah di Bukit” atau “Ucapan Bahagia”.
Ayat 3: Ja’ahowoe zi noemana tõdõ, me chõra mbanoea zoroego andrõ.
Ayat 4: Ja’ahowoe zebolo tõdõ, me ja’ira zochõ oelidanõ dania.
dst … dst.
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru edisi Bahasa Indonesia, padanan "Ja’ahowu" adalah "Berbahagia", dalam Alkitab berbahasa Inggris: ‘blessed’ yang berarti: ter(di)berkati – jadi lebih dekat dengan pengertian kata Yaahowu dalam Li Niha.
1 comment:
Tulisan yang singkat ini tapi penuh arti, cukup menambah referensi saya tentang arti Ya'ahowu. Ya'ahowu adalah salam unik yang memiliki banyak makna, yang dapat digunakan dalam banyak keadaan dan banyak tempat. Kita berbangga, kita punya salam Ya'ahowu, yang memiliki arti yang melekat pada cirikhas Ono Niha. Ada dua poin yang saya tangkap dari makna ya'ahowu yakni "diberkati" dan "berbahagia". Sebuah pendekatan yang baik, dengan digunakan dalam Alkitab kata Ya'ahwou yang dimaknai dalam bahasa Indonesia 'berbahagia'. Terimakasih Talifuso, terulah menulis...
Ya'ahowu
Post a Comment